DHCP Server
Apa Itu DHCP Server?
DHCP server digunakan untuk memberikan IP address kepada client atau workstation yang memerlukan IP address secara otomatis. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP server.
DHCP menggunakan 5 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi nomor IP, antara lain :
a)
IP Least Request
Merupakan proses saat client meminta nomor IP ke server
(broadcast mencari DHCP server). Pada saat DHCP client dihidupkan, maka
komputer tersebut melakukan request ke DHCP server untuk mendapatkan nomor IP.
b)
IP Least Offer
DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di
database DHCP. DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada) yang
mempunyai no IP memberikan penawaran ke client tersebut.
c)
IP Lease Selection
Client memilih penawaran DHCP server yang pertama
diterima dan kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui peminjaman
tersebut kepada DHCP Server.
d)
IP Lease Acknowledge
DHCP server memberikan jawaban atas pesan tersebut
berupa konfirmasi no IP dan informasi lain kepada client dengan sebuah
ACKnowledgment. Kemudian client melakukan inisialisasi dengan mengikat
(binding) nomor IP tersebut dan client dapat bekerja pada jaringan tersebut.
Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Setelah
server memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada
ke DHCP client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Jika tidak ada
lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi
TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.s
e)
Lease Period
Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP client tersebut
dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka
nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP server, dan server dapat memberikan
nomor IP tersebut kepada client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat
ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya.
Kelebihan DHCP Server:
1)
Memudahkan seorang
administrator jaringan dalam memberikan nomor IP Address secara otomatis di
komputer dalam jaringan tanpa harus mengisinya secara manual
2)
Didesain untuk melayani
jaringan yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks
3)
Memudahkan proses transfer data
kepada PC client lain atau PC server.
4)
Mencegah terjadinya IP conflict
5)
Memungkinkan client menggunakan
alamat IP yang reuseable, maksudnya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client
lainnya jika sedang tidak menggunakannya (off)
6)
Menyediakan alamat-alamat IP
secara dinamis dan konfigurasi lain
7)
Memberikan satu alamat IP dan
parameter-parameter konfigurasi lainnya kepada client, seperti DNS Server dan
Default Gateway
8)
Memungkinkan client untuk
menggunakan satu alamat IP dalam jangka waktu tertentu dari server.
Kekurangan DHCP Server:
1)
Tidak adanya otorasi atau pembuktian
keaslian selama adanya komunikasi antara DHCP Server dan DHCP Client. Akibatnya
DHCP Server tidak mengetahui jika ada DHCP Client yang tidak sah di dalam
jaringan. Begitu juga DHCP Client tidak mengetahui adanya DHCP Server yang
tidak sah di dalam jaringan. Alhasil terdapat kemungkinan adanya komputer DHCP
server dan client palsu atau yang tidak termasuk dalam jaringan yang dibuat.
2)
Semua pemberian nomor IP
Address bergantung pada server. Jadi jika server sedang mati, maka semua
komputer client akan terkena dampaknya, seperti disconnect dan tidak saling
terhubung.
No comments:
Post a Comment